karena sekarang pas waktunya bulan ramadhan, maka akan di perbanyak pembahan mengenai puasa, lebih tepat nya, Hakikat Puasa dan hal-hal yang berkaitan dengan puasa tersebut.
Hakikat Puasa
ketahuilah bahwasanya puasa adalah ibadah yang tidak dapat indra manusia mengamatinya, dan yang tahu pasti hanyalah Allah dan orang yang bersangkutan, dengan demikian puasa adalah suatu ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah, oleh sebab itu ibadah dan kebaktian ini, tiada yang mengetahui secara pasti kecuali Allah, lalu dia di sandarkan pada dzat nya sendiri. firman nya yang artinya :
" puasa itu bagiku, maka akulah yang berhak membalas dengan nya "atau puasa di sandarkan pada dzat nya itu, karena puasa suatu bentuk ibadah dimana pelakunya tidak mungkin menyekutukan Allah, jauh berbeda dengan perbuatan orang-orang kafir dan musyrik yang menyembah patung, matahari dan bulan atau bersaji - sajian untuk patung danlain-lain. tiada satu orangpun dari mereka yang berpuasa di tujukan untuk patung dan sesembahan lain nya, tapi ia berpuasa di tujukan bagi Allah semata. oleh sebab ituah puasa di sandarkan oleh Allah pada dzat nya sendiri, seperti firmanya di atas. maksudnya akulah yang berhak membalas dengan nya, atas dasar kemurahan tuhan, bukan hak tuntutan manusia sebagai pelakunya.
sementara abul hasan menjelaskan tentang hal tersebut, yakni setiap amal taat pahala nya sorga, sedangkan puasa bertemu dengan ku, aku memandangnya dan ia pun memandang ku, ia (pelaku puasa) secara langsung berbicara dengan ku, tanpa adanya perantara orang ketiga. demikian penjelasan abul hasan dalam kitab mukhtashar raudlah, oleh sebab itu jagalah baik-baik pendapat demikian ini, dan wejangkan lah pada masyarakat luas, supaya kalian tidak tergolong orang yang ragu-ragu, simpang siur mencetuskan buah pikiran nya.
hal-hal yang berkaitan dengan puasa (hukumnya)
Bagi pelaku puasa, boleh menyentuh istri dan mencium nya sepanjang tidak membahayakan puasa nya, apabil asanggup menjamin keamanan gejolak nafsu syahwatnya, penguasaan nafsu diri seperti ini langka di miliki oleh kebanyakan manusia, kecuali para nabi dan waliyullah. pada umum nya manusia dengan unsur kesengajaan menyentuh dan mencium seorang wanita/istri, berlanjut pada bersetubuh, atau minimum mengeluarkan sperma, maka jika demikian mengakibatkan fatal pada puasanya, hukum nya tidak boleh.Dinyatakan oleh Sa'id bin musayyab, bahwa pelaku puasa secara mutlak tidak bolehmencium atau pun menyentuh wanita, baik ia khawatir bersetubuh ataupun tidak. hal ini bertolak dari ibnu abbas ra. bahwa seorang pemuda menghadap nya dan bertanya : aku tengah berpuasa bolehkah mencium istri ku ? jawab nya tidak boleh. namun tidak lama sesudah itu, menghadap pula seorang kakek tua dan bertanya : aku tengah berpuasa, bolekan aku mencum istriku ?, jawab nya : boleh. kemudia pemuda tersebut menghdap lagi dengan tujuan memprotes, menuntut keadilan katanya :
" mengapa bapak mencetuskan hukum yang kontradiksi (berlawanan), disatu pihak bapak mengharamkan mencium istri, namun di lain pihak bapak menghalalkan nya, padahal kami berada pada satu agama ? "
jawaban ibnu abbas ra : benar anda dan kakek tua itu di bawah naungan satu agama, yang tentunya tidak bakal terjadi kontradiksi hukum, namun kakek itu sudah lanjut usia, ia mampu mengendalikan diri, jauh berbeda dengan anda, pemuda/pemudi yang cengeng (tidak mampu mengendalikan diri), menahan gejolak nafsu birahinya.
Perang dengan musuh Allah
menurut pendapat sementara ulama, yang dimaksud dengan puasa ialah berperang menundukkan musuh Allah, sebab penghubung syetan ialah syahwat, dan syahwat menjadi tegar akibat makan-minum, maka dengan cara puasa inilah musuh dapat di tundukkan, tekanan syahwat makan dan minum di kurangi.tentunya bila kita benar melakukan puasa, maka Insya Allah kita bisa mengontro hawa nafsu kita, baca juga macam-macam puasa disini, agar puasa kita lebih mantab dan tingkatkan terus ibadah kita di dunia selama masih bisa bernafas. cukup sekian dulu sobat aswaja. tunggu artikel selanjut nya tentang riwayat wajib nya puasa.
sumber : duratun nasihin